INTERVENSI HINDIA BELANDA TERHADAP BIROKRASI KERAJAAN MUNA, 1910-1947

Main Article Content

Herni Inggraeni
Aslim Aslim
Ali Hadara
Salebaran Salebaran

Keywords

Penelitian ini mengkaji tentang intervensi Hindia Belanda terhadap birokrasi Kerajaan Muna, 1910-1947 dengan tujuan untuk: (1) Menjelaskan struktur pemerintahan Kerajaan Muna tahun 1910-1947. (2) Menjelaskan intervensi Hindia Belanda terhadap birokrasi Kerajaan Muna tahun 1910-1947. (3) Menerangkan dampak dari intervensi Hindia Belanda terhadap birokrasi Kerajaan Muna tahun 1910-1947. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari lima tahapan, yakni (a) Pemilihan topik, (b) Heuristik sumber, (c) Verifikasi sumber, (d) Interpretasi sumber, (e) Historiografi.

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang intervensi Hindia Belanda terhadap birokrasi Kerajaan Muna, 1910-1947 dengan tujuan untuk: (1) Menjelaskan struktur pemerintahan Kerajaan Muna tahun 1910-1947. (2) Menjelaskan intervensi Hindia Belanda terhadap birokrasi Kerajaan Muna tahun 1910-1947. (3) Menerangkan dampak dari intervensi Hindia Belanda terhadap birokrasi Kerajaan Muna tahun 1910-1947. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari lima tahapan, yakni (a) Pemilihan topik, (b) Heuristik sumber, (c) Verifikasi sumber, (d) Interpretasi sumber, (e) Historiografi. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pascamasuknya Hindia Belanda struktur pemerintahan Kerajaan Muna mengalami perubahan, pertama pemerintahan pusat (gouvernement) terdiri dari aparat pemerintah dan aparat agama. Kedua, pemerintah daerah (swapraja) terdiri dari Raja (Omputo), Bhonto bhalano, Mintarano bhitara, Kapitalao, Ghoerano, Kino Bharata, Kino dan Mino. Fato Lindano, Parabhela, Kapita, Pengawal Raja. (2) Hindia Belanda melakukan intervensi pada birokrasi Kerajaan Muna seperti pengahapusan Dewan Sara, membentuk pemerintahan distrik, berwenang dalam memilih raja, mengubah sistem pemerintahan, serta menghapus beberapa kedudukan pejabat kerajaan. (3) Dampak dari intervensi Hindia Belanda terhadap birokrasi Kerajaan Muna yakni, menimbulkan gerakan perlawanan masyarakat pada Hindia Belanda, perubahan di bidang ekonomi, perubahan di bidang sosial, serta perubahan di bidang kebudayaan.

Abstract 193 | PDF Downloads 0

References

Batoa, La Kimi. 1991. Sejarah Kerajaan Daerah Muna. Raha: CV Astri Raha.
Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik (Edisi Revisi). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Chalik, Husein. 1984. Sejarah Perlawanan terhadap Imperialisme dan Kolonialisme di Daerah Sulawesi Tenggara. Jakarta: Depdikbud.
Couvreur. 2001. Sejarah dan Kebudayaan Kerajaan Muna. Kupang: Artha Wacana.
Depdikbud. 1980. Sejarah Masa Revolusi Fisik Daerah Sulawesi Tenggara.
Furnivall. J.S. 2009. Hindia Belanda: Studi tentang Ekonomi Majemuk. Jakarta: Freedom Institute.
Kartodirdjo, Sartono. 1992. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Kuntowijoyo. 2013. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.
La Niampe, dkk. 2018. Wuna Anaghaini. Kendari: Oceania.
Maksudi, Beddy Iriawan. 2016. Sistem Politik Indonesia: Pemahaman Secara Teoritik dan Empirik. Jakarta: Rajawali Press.
Mustafa, Delly. 2003. Birokrasi Pemerintahan. Bandung: Alfabeta
Suharso dan Ana. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang: CV. Widya Karya
Thamrin, Sido. 2019. Wuna dalam Endapan Sejarah Budaya. Kendari: Universitas Halu Oleo
Vlekke, Bernard H.M. 2017. Nusantara: Sejarah Indonesia. Cetakan III. Terj. Samsudin Berlian. Jakarta: PT Gramedia.