TARIAN SAJOMOANE

Authors

  • Sarifudin Sarifudin Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo
  • La Janu Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo
  • Abdul Jalil Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

DOI:

https://doi.org/10.33772/kabanti.v5i2.1278

Keywords:

Tarian, Sajomoane, Interaksi simbolik

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan makna simbolik dan nili-nilai yang terkandung didalam tarian sajomoane.Untuk menganalisis data dalam penelitian ini menggunakan teori interpretasi simbolik Clifford Geertz. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik penelitian lapangan (field work) dengan menggunakan dua (2) metode yaitu pengamatan (observation) dan wawancara mendalam (indeepth interview). Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan menggunakan metode etnografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tarian sajomoane adalah tarian “sakral†dan merupakan tarian perang olehnya itu tarian ini dimainkan oleh kaum laki-laki yang sehat bugar dan tubuhnya kuat dan kekar.Tarian ini merupakan penjemputan yaitu diperuntukan atau dipersembahkan untuk menjemput tamu-tamu terhormat atau tamu-tamu kerajaan. Adapun makna simbol yang terkandung dalam tarian sajomoane seperti gerakan persiapan pasukan sebagai gerakan awal dalam tarian bermakna menggambarkan keadaan dan kesiapan pasukan untuk melakukan pengintaian terhadap musuh. Selanjutnya gerakan pengintaian musuh oleh pasukan gerakan yang dilakukan yaitu penari masuki area atau lapangan dengan berlari-lari, dan mengancungkan parang keatas dan membentuk formasi barisan empat banjar yang diiringi oleh tabuhan gong bemakna menggambarkan pasukan yang telah melaksanakan pengintaian dan bersiap melaporkan hasil pengintaian tesebut kepada komandan atau pimpinan pasukan utama. Nilai dalam tarian sajomoane yaitu nilai estetika, nilai budaya, dan nilai pendidikan.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Amsari, Uli (2015). Makna Simbolik Tari Sigeh Penguten Lampung. Jurusan Pendidikan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Uneversitas Negeri Semarang.

Darwis, Muhammad (2017). Makna Simbolik Tari Riringgo di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.

Geertz, Clifford (1992). Tafsir Kebudayaan, Yogyakarta : kanisius.

Hanif, Muhammad dkk (2017).Makna Simbolik Tari Pentul Melikan di Tempuran Paron Ngawi.Jurnal studi sosial volume 2 nomor 1 juli 2017.

Kartika, Soni. (2007). Pengantar Estetika. Bandung: Rekayasa Sains.

Koentjaraninggrat. (1994). Metode-metode Penelitan Masyarakat.Gramedi.

Pratama, Setia Vera (2017).Kajian Makna Simbolik Tari Walet Di Kabupaten Kebumen.Jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan musik.fakultas Bahasa dan Seni.Universitas Negeri Semarang.

Pratiwi, Anisa (2016). Makna Simbolik Dalam Tari Kkhadissiswa.(Skipsi) Fukultas Ilmu Bahasa dan Seni Unifersitas Negeri Yogyakarta.

Spradley, James P. (1997) Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Additional Files

Published

2021-12-09

Issue

Section

Volume 5 Nomor 2, Juli - Desember 2021

How to Cite

TARIAN SAJOMOANE. (2021). KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi, 5(2), 1-15. https://doi.org/10.33772/kabanti.v5i2.1278

Most read articles by the same author(s)

1 2 3 > >> 

Similar Articles

1-10 of 16

You may also start an advanced similarity search for this article.