Pengetahuan  Suku Muna  Tentang Kameko di Desa Kabangka Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna

Authors

  • Asriani Asriani [email protected]
  • Dr.Wa Ode Winesty Sofiani.,M.Hum Jurusan Antropologi fakultas ilmu Budaya Universitas Halu Oleo
  • Abdul Rahman, S.Sos.,M.Si Jurusan Antropologi fakultas ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Keywords:

Knowledge, kameko, muna, kabangka

Abstract

This research was conducted to find out how the knowledge of the Muna tribe on kameko in Kabangka Village, Kabangka District, Muna Regency and how the utilization of kameko in the Muna tribe in Kabangka Village, Kabangka District, Muna Regency. The methods used in this research are purposive sampling for the selection of informants, interview and observation methods for the data collection process in the field, and qualitative descriptive methods for examining information by utilizing point-by-point depiction of research results to answer the problems considered. The results concluded that Kameko is one of the traditional drinks originating from Southeast Sulawesi Province which is usually served in every traditional cultural ritual that still exists today. Kameko, which is made from fermented nira and mangrove wood, can contain alcohol. Talking about kameko drinks in Kabangka Village, there are many komeko which are used as their daily livelihoods such as, in terms of public knowledge on kameko, one of which is in terms of tapping, maintaining kameko and fermentation, the second is public knowledge in the utilization of kameko such as kameko can be used as a traditional drink of arak type, as brown sugar, health, people in Kabangka Village in utilizing kameko still use simple traditional tools.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Ade M. Kartawinata (2011: IX) mengatakan bahwa kebudayaan sebenarnya berkaitan dengan masyarakat.

Danandjaja (1997: 2) mendefinisikan folklore sebagai bagian dari kebudayaan suatu masyarakat yang tersebar luas dan diwariskan dengan cara turun-temurun, di antara kolektif jenis apa saja.

Diki Darmawan (2020) Tentang peralihan mata pencaharian para penderes nira di desa bumisari kecamatan bojongsari kabupaten purbalingga.

Hesty Heryani, (2016). Sumber nira yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari antara lain berasal dari tanaman.

Jaszi (dalam rohani 2015:432) pengetahuan tradisional adalah pengetahuan yang diperoleh dari aktifitas intelektual sifat dinamis, yang artinya akan selalu mengalami perubahan berdasarkan kebutarak.

Koentrajaningrat (2007) Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakatra: Djabatan.

Koentrajaningrat (2005: 23-25). Pengantar Antropologi Pokok-pokok Etnografi II. Jakarta:PT.Rineka Cipta

Lubis (2013) menyatakan bahwa untuk tetap menjaga mutu gula aren maka diperlukan pengawet

Mallarangang & Haddade (2022). Penggunaan handsanitizer sangat dianjurkan, sebab berdampak positif dalam membunuh bakteri.

Miles dan Huberman dalam Muhktar (2013:135) mengatakan bahwa analisiss deskriptif kualitatif yaitu model analisis berlangsung atau mengalir (flow model analisis).

Muhamad Djamhanamen bahwa pengetahuan tradisional adalah pengetahuan yang status penggunaanya merupakan bagian dari tradisi budaya masyarakat.

Mulyanie, E., & Romdani, A. (2018). Pohon aren sebagai tanaman fungsi konservasi. Jurnal Geografi: Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian, 14(2), 11-17.

Notoatmodjo. (2003). Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Rahyono (2014:117) mendefinisikan kearifan lokal sebagai sebuah kecerdasan yang dimiliki oleh kelompok etnis tertentu, yang diperoleh melalui pengalaman etnis tersebut bergulat dengan lingkungan hidupnya.

Rajasakeran & Arren (dalam Jangawa, 2007). Pengetahuan tradisional merupakan pengetahuan sistematis yang diperoleh dari orang lokal melalui akumulasi pengalaman.

Roger dan Pudentia (dalam Endraswara, 2013: 200). mendefinisikan tradisi lisan sebagai bagian dari folklore yang berisikan beragam pengetahuan.

Sugiyono. (2018) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharta, S. M. (2020). Antropologi Budaya. Klaten: Lakeisha.

Sulaeman (2016) pengetahun yaitu hasil penginderaan manusia atau hasil pengetahuan seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya.

Suparlan, (2005:5) Karena pengalaman dan proses belajar yang berbeda, serta lingkungan yang tidak selalu sama.

Sutarjo, (2012:56). Nilai diartikan sebagai sifat-sifat penting atau berguna bagi kemanusiaan atau sesuatu yang menyempurnakan manusia.

Spradley (1997). Penelitian ini, proses pengumpulan data dilakukan melalui tehnik penelitian lapangan yaitu tehnik pengumpulan data secara langsung yaitu melalui metode wawancara (interview) dan observasi

Setiawan ( 2011). Nira dapat diolah menjadi minuman ringan, minuman beralkohol, sirup, gula aren dan nata de arenga.

Soelistyo (2006:14). pengetahuan tradisional terpisahkan dengan pengetahuan-pengetahuan yang lain seperti cara mengola aren menjadi kameko masi menggunakan alat-alat tradisional.

Yaya Suraya (2005) tentang karakteristik nira aren yang dihasilkan menggunakan proses fermentasi dan pemanasan.

Additional Files

Published

2025-01-13

Issue

Section

Volume 8 Nomor 2, Desember 2024

How to Cite

Pengetahuan  Suku Muna  Tentang Kameko di Desa Kabangka Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna. (2025). KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi, 8(2), 230-243. https://journal.fib.uho.ac.id/index.php/kabantiantropologi/article/view/2929

Similar Articles

1-10 of 34

You may also start an advanced similarity search for this article.