PROSES, NILAI, DAN MAKNA RITUAL POIFITU (PELEPASAN TUJUH HARI) PADA MASYARAKAT MUNA DI KELURAHAN WAMELAI KECAMATAN LAWA KABUPATEN MUNA BARAT
DOI:
https://doi.org/10.33772/lisani.v4i2.1395Keywords:
Ritual, Poifitu, Proses, Nilai, MaknaAbstract
Ritual Poifitu merupakan ritual yang dilakukan pada saat pelepasan malam ketujuh arwah yang telah meninggal pada masyarakat Muna. Ritual ini dipimpin oleh seorang Imam atau Lebe yang diikuti oleh anggota keluarga yang meninggal.
Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui proses pelaksanaan ritual poifitu pada masyarakat Muna Kelurahan Wamelai Kecamatan Lawa Kabupaten Muna Barat, (2) Untuk mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam ritual poifitu pada masyarakat Muna Kelurahan Wamelai Kecamatan Lawa Kabupaten Muna Barat. (3) Untuk mengetahui makna simbolik yang terkandung dalam ritual poifitu Pada Masyarakat Muna Kelurahan Wamelai Kecamatan Lawa Kabupaten Muna Barat.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dan studi dokumen. Teknik penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik snowballing. Data di analisis dengan teknik sebagai berikut: pengumpulan data, reduksi data, tahap pemyajian data, menarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam proses pelaksanaan ritual poifitu terdapat tahap-tahap sebagai berikut 1) Berniat untuk melaksanakan ritual poifitu yaitu menyebut nama orang yang meninggal tersebut, di lanjutkan dengan membaca surah Al-Ikhlas sebanyak tiga kali, membaca Surah Al- Falaq satu kali, dan surah An-Nas satu kali. 2) Pelaksanaan mandi atau kakadiu bagi keluarga yang ditinggalkan bertujuan untuk membuang sial atau menolak bala bagi keluarga yang ditinggalkan. 3) Setelah pelaksanaan mandi atau kakadiu lalu orangtua mempersilahkan lebe untuk duduk pada suatu tempat, kemudian mereka menunggu acara selanjutnya. Nilai-nilai yang terkandung dalam ritual poifitu diantaranya 1) Nilai sosial, 2) Nilai Religius, 3) Nilai Keikhlasan. Makna sinbolik dalam ritual poifitu diantaranya 1) Dupa, memiliki makna bahwa akan diadakannya prosesi baca-baca. 2) Haroa, merupakan sebuah wadah yang didalamnya memiliki makanan tradisional masyarakat muna yang dimana masing-masing makanan tersebut memiliki makna yang berbeda-beda. 3) Air, memiliki makna kesucian dan yang akan memurnikan hati manusia dari sifat-sifat buruk. 4) Daun Pisang, memiliki banyak manfaat bagi manusia, ini juga digunakan sebagai pijakan pada saat proses kakadiu. 5) Daun nipa atau boru, Daun nipa merupakan tempat disalurkannya air yang telah dibabacakan do’a oleh imam atau lebe.
References
Diiysi, La. 2017. Makna Prosesi Pelaksanaan Poseriwu Dalam Upacara Kematian Pada Masyarakat Etnik Muna: FIB UHO.
Ghazali, Adeng Muchtar. 2011. Antropologi Agama. Bandung: ALFABETA.
Hadi, Y. Sumandiyo. 2000. Seni Dalam Ritual Agama. Yogyakarta: Yayasan Untuk Indonesia,
Blumer, Herbert, 1998. “Symbolic Interactionism: Perspectives and Methods.†Los Angels University of California Press.
Koentjaraningrat. 1985. Ritus Peralihan di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Miles, M.B, Hubermen, A. M, dan Saldana, J. 2014. Qualitative data Analysis, A Methods Sourcebook, Edition 3. USA: SAGE Publication. Terjemahan. Tjetjep Rohindi Rohidi, UI Press.
Pelly, Usman. 1994. Menanti Teori-Teori Sosial Budaya. Jakarta: Dikti
Rohman, Saifur. 2013. Panduan Kearah Desain Penelitian Dan Analisis. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R dan D). Bandung: Alfabeta.
Sujarweni, V. Wiratna. 2014. Metode Penelitian: Lengkap, Praktis dan Mudah
Dipahami Yogyakarta: Pustaka Baru Press.