TRADISI KAKANTOBHANO ISA PADA SUKU MUNA DESA LABAHA KECAMATAN WATOPUTE KABUPATEN MUNA

Authors

  • Wa Ode Isra Juni Jurusan Tradisi Lisan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo

DOI:

https://doi.org/10.33772/lisani.v3i1.857

Keywords:

Tradisi, Kakantobhano Isa, Suku Muna

Abstract

WA ODE ISRA JUNI (N1E115024): Tradisi Kakantobhano Isa Pada Suku Muna Desa Labaha Kecamatan Watopute Kabupaten Muna. Dibawah bimbingan Dr. Hj. Wa Kuasa Baka., M.Hum selaku pembimbing I dan ibu Sitti Hermina, SST.Par., M.Hum selaku pembimbing II

Tradisi kakantobhano isa yaitu suatu proses penguburan ari-ari yang menggunakan cara tradisisonal dengan simbol makna tentang kehidupan  manusia. Tradisi kakantobhano isa ini hanya diketahui tahapan-tahapannya oleh lelaki yang sudah berkeluarga namun makna yang terkandung dalam teradisi tersebut kurang dipahami. Sedangkan ibu-ibu yang seusai melahirkan kurang memahami tentang pelaksanaan prosesi tradisi kakantobhano isa dan makna yang terdapat pada tradisi tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tahapan yang ada pada tradisi kakantobhano isa, untuk mengetahui makna yang terkandung di dalam tradisi kakantobhano isa dan untuk mengetahui perubahan yang ada dalam tradisi kakantobhano isa.  

            Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Labaha Kecamatan Watopute Kabupaten Muna. Bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. cara pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan secara langsung dan ikut terlibat pada saat tahapan tradisi kakantobhano isa yaitu dengan membantu menyiapkan peralatan yang diperlukan sampai selesai, wawancara mendalalam dan dokumentasi. analisis data dilakukan secara deskripsi melalui tiga alur yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat yang berada di Kabupaten Muna Kecamatan Watopute Desa Labaha masih melaksankan tradisi kakantobhano isa yang dilakukan pada saat ibu yang melakukan persalinan. Makna yang terkandung dalam (1) Penguburan ditiang induk rumah yaitu agar tidak jauh dari adiknya, (2) Tidak boleh menoleh agar bayinya tidak juling, (3) Kararaino kantobhano isa dan kararino anahi yaitu agar dapat menemukan petunjuk arah sehingga ari-ari (isa) dapat menemukan jalan pulang dimanapun keberadaannya. Kemudian makna peralatan pada tradisi kakantobhano isa yang berupa (1) Roo libho yaitu sebagai air ketuban, (2) Kaghua maknanya sebagai rahim,  (3) Suna bermakna sebagai perut, (4) kantung plastik bermakna sebagai baju, (5) Bheta sebagai penghangat. Dilanjutkan dengan beberapa perubahan karena faktor eksternal dan internal.

References

Koentjaraningrat, 2002. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan, Jakatra: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Nawawi, Hadari. 1995. Instrumen Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University press.

Sugiono. 2014. Metode Penelitan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Bandung: Alfabeta.

Yusuf, Muhammad. 2006. Pendekatan Sosiologi dan Fenomonologi Dalam Penilisan Living Qur’an, Jurusan Tafsir hadist UIN Sunan Kalijaga.

Downloads

Published

2020-06-01

Issue

Section

Volume 3 Nomor 1, Januari - Juni 2020

How to Cite

TRADISI KAKANTOBHANO ISA PADA SUKU MUNA DESA LABAHA KECAMATAN WATOPUTE KABUPATEN MUNA. (2020). LISANI: Jurnal Kelisanan, Sastra, Dan Budaya, 3(1), 40-48. https://doi.org/10.33772/lisani.v3i1.857

Similar Articles

1-10 of 122

You may also start an advanced similarity search for this article.