DINAMIKA KEBAHASAAN PADA MASYARAKAT NUSA PENIDA, KABUPATEN KLUNGKUNG, BALI

Authors

  • I Ketut Darma Laksana Universitas Udayana

Keywords:

dinamika, kontras, status, kekhasan bahasa

Abstract

Makalah ini mencoba mengkaji pengaruh bahasa Bali sebagai bahasa baku/umum terhadap keberadaan bahasa di  Pulau Nusa Penida. Seperti diketahui, bahasa Bali dianggap sebagai induk, sedangkan bahasa di Pulau Nusa Penida dianggap sebagai sebuah dialek,  yang dinamakan Dialek Nusa Penida. Dalam perjalanan waktu selama lebih kurang setengah abad, dinamika kebahasaan apa yang dapat dilihat dari kedekatan hubungan antara bahasa Bali dan dialek Nusa Penida. Melalui pengamatan yang dilakukan atas kontak bahasa yang terjadi, yang diperlihatkan oleh  perilaku bahasa penutur, yang dianggap sebagai sebuah “teksâ€, dapat dikemukakan bahwa pada  masyarakat  Nusa Penida telah terjadi dinamika kebahasaan berdasarkan tiga dimensi, yaitu dimensi sosial, dimensi budaya, dan  dimensi lingkungan. Dilihat dari pandangan Strukturalis  dan juga Sosiolinguis,  khususnya dari dimensi sosial, kedua bahasa hanya berupa “kontrasâ€, antara bahasa baku dan non-baku. Sebaliknya, dilihat dari pandangan Pos-Strukturalis, khususnya  dimensi lingkungan,  dinamika kebahasaan tidak sampai menggoyah apa yang disebut “kekhasan linguistik†pada dialek Nusa Penida. Sementara itu,  Struktural Konstruktif, yang menyintesiskan  pandangan  Strukturalis dan Pos-Strukturalis, melihat dinamika kebahasaan itu pada dimensi  sosial  dan budaya sebagai “pasar  bahasaâ€,  pasar yang spesifik,  yang keberadaannya  terkait dengan  “aturan formasi bahasaâ€, yakni  nilai produksi bahasa dalam pasar bahasa yang membuat perbedaan-perbedaan dan status/posisi sosial pengguna bahasa itu. Jadi, dalam dinamika kebahasaan pada masyarakat Nusa Penida  terjadi  pengaruh bahasa Bali atas dialek yang bersangkutan.

Kata kunci: dinamika, kontras, status, kekhasan bahasa

References

Bagus, I G.N. 1979. “Pemakaian Bentuk Hormat dalam Bahasa Bali: Sebuah Pendekatan Etnografi Berbahasa” (disertasi). Jakarta: Universitas Indonesia.

Bawa, I W. dan I W. Jendra. 1981. StrukturBahasa Bali. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Darma Laksana, I K. 2006. “Ciri Migrasi Fonem /h/ Bahasa Jawa Kuna pada Dialek Nusa Penida”. Makalah yang disampaikan dalam Seminar Internasional Migrasi Bahasa Ausstronesia, tanggal 14—16 September, Hotel Mercure Ancol, Jakarta, diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan.

Darma Laksana, I K. 1977. “Morfologi Dialek Nusa Penida” (skripsi sarjana muda). Denpasar: Universitas Udayana.

Duranti, A. 1997. Linguistic Anthropology. Cambridge: Cambridge University Press.

Foley, W.A. 1997. Anthropological Linguistics: An Introduction. Oxford: Blackwell Publishers.

Holmes, J. 1992. An Introduction to Sociolinguitics. London: Longman.

Hymes, D. 1972. “Toward Ethnographics of Communication: The Alalysis Communicative Events”. Dalam: Giglioli, P., ed. Language in Social Context. Harmondsworth: Penguin.

Kridalaksana, H. 1988. Beberapa Perpaduan Leksem dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.

Trudgill, P. ed. 1983. Sociolinguistics. Second edition. Harmondsworth: Penguin.

Verschueren, J.J. et al. 199. Handbook of Pragmatics. Amsterdam: John Benjamin.

Yusuf Lubis, A. 2014. Postmodernisme: Teori dan Metode. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Additional Files

Published

2017-01-07

Issue

Section

Makalah Simposium Internasional Bahasa, Sastra dan Budaya 2016