Makna Ungkapan Adat Melamar dalam Proses Menikah (Fenagho Tungguno Karete) pada Masyarakat Muna di Desa Katobu Kecamatan Wadaga Kabupaten Muna Barat

Authors

  • Rahmat Saban Universitas Halu Oleo
  • Samsul Samsul Universitas Halu Oleo
  • La Ode Marhini Universitas Halu Oleo
  • Agus Rihu Universitas Halu Oleo

Keywords:

Makna, Ungkapan, Melamar, Fenagho Tungguno Karete

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna ungkapan adat melamar dalam proses pernikahan (feenagho tungguno karete) pada masyarakat Desa Katobu, Kecamatan Wadaga, Kabupaten Muna Barat. Penelitian ini secara khusus mendeskripsikan ungkapan-ungkapan yang terdapat dalam adat melamar serta makna simbolik yang terkandung di dalamnya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pemilihan informan dilakukan secara purposive sampling, yaitu memilih informan yang dianggap mengetahui secara mendalam adat melamar. Analisis data dilakukan melalui tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adat melamar dalam masyarakat Muna dikenal dengan istilah feenagho tungguno karete, yang secara harfiah berarti "menanyakan penjaga pekarangan." Proses penyampaian adat ini dilakukan dalam forum atau pertemuan adat menggunakan bahasa Muna antara delegasi pihak pelamar dan pihak yang dilamar. Adat ini memiliki makna simbolik, di mana kata tungguno menyimbolkan seseorang yang menjaga, merawat, atau mengikat/melamar, sedangkan karete menyimbolkan pekarangan tempat bunga berada, yang menjadi simbol seorang gadis. Proses adat melamar terdiri dari tiga tahapan, yaitu musyawarah (rompu), membawa janji (deowa too), dan melamar secara resmi (fofeena).

References

Endraswara, S. 2003. Metodologi penelitian kebudayaan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Hardina, S. 2018. Makna simbolik upacara adat Kariya (Pingitan) pada masyarakat suku Siompu di Desa Nggulanggula Kecamatan Siompu Kabupaten Buton Selata (Skripsi, Universitas Muhammadiyah Makassar).

Indriani, D. 2020. Pembelajaran sejarah lokal Tanggomo untuk meningkatkan kemampuan berkritis siswa. Jurnal HISTORIKA, 23(1), 57-69.

Miles, M. B., & Huberman, A. M. 2009. Analisis data kualitatif. Jakarta: UI-Press.

Nasution, S. 2003. Metode penelitian naturalistik kualitatif. Bandung: Tarsito.

Nurwiati, T. L., & Baka, W. K. 2020. Tututran dalam prosesi adat perkawinan pada masyarakat suku Muna di Muna. Jurnal Penelitian Budaya, 5(1), 12-19.

Pateda, M. 2001. Semantik leksika. Jakarta: Gramedia.

Safitri, N. 2018. Ritual Somboa dalam pernikahan pada masyarakat Pulau Kaledupa Kabupaten Wakatobi (Skripsi, Universitas Halu Oleo).

Samsul. 2012. Tradisi lisan Khabanthi Modero pada masyarakat Muna di Sulawesi Tenggara (Skripsi, Universitas Indonesia).

Sudaryat, K. 2009. Makna dalam wacana. Bandung: CV Yama Widya.

Tudjuka, N. S. 2019. Makna denotasi dan konotasi pada ungkapan tradisional dalam konteks pernikahan adat suku Pamona. Jurnal Bahasa dan Sastra, 4(1), 12-25.

Downloads

Published

2024-12-20

Issue

Section

Volume 7, Nomor 2, Desember 2024

How to Cite

Makna Ungkapan Adat Melamar dalam Proses Menikah (Fenagho Tungguno Karete) pada Masyarakat Muna di Desa Katobu Kecamatan Wadaga Kabupaten Muna Barat. (2024). LISANI: Jurnal Kelisanan, Sastra, Dan Budaya, 7(2), 177-184. https://journal.fib.uho.ac.id/index.php/lisani/article/view/2982

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >> 

Similar Articles

1-10 of 58

You may also start an advanced similarity search for this article.