TAFSIR BARU SISTEM BARATA ATAU SIWOLE MBATOHU SEBAGAI FUNGSIPERTAHANAN, KEAMANAN, MILITER, DAN EKONOMIDI KERAJAAN KONAWE ABAD XVIII-XIX

Authors

  • Basrin Melamba Universitas Halu Oleo
  • M. Sabaruddin Sinapoy Universitas Halu Oleo

DOI:

https://doi.org/10.33772/bysnm405

Keywords:

Tafsir Baru, Siwole Mbatohu, Pertahanan Keamanan dan Ekonomi.

Abstract

Konsep Siwole Mbatohu (barata) dibentuk karena alasan: 1). Konawe berada di tengah kepungan kerajaan besar (Luwu, Ternate, Gowa, Buton, dan Bone) sehingga perlu mengimbangi kekuatan luar agar dapat survive; 2). Konawe memiliki wilayah yang sangat luas, baik daratan maupun laut yang terbentang dari pesisir selatan hingga ke Konawe bagian utara; 3). Bentuk distribusi kekuasaan kepada keluarga Raja Tebawo guna terwujudnya stabilitas politik keamanan; dan 4). Guna menjaga keamanan wilayah dari berbagai arah. Sistem barata tersebut erat kaitannya dengan sistem pertahanan dan keamanan militer kerajaan Konawe pada abad ke 18-19 dengan empat penjuru mata angin. Lapis pertama, terdiri: 1). Tambo Losoano Oleo (pintu terbitnya matahari) atau pintu/gerbang pertahanan dan keamanan bagian Timur; 2). Tambo Tepuliano Oleo (pintu terbenamnya matahari) sistem pertahanan dan keamanan pintu (tambo) bagian Barat; 3). Barata i‘Hana (sayap kanan) pertahanan dan keamanan wilayah utara; dan 4). Barata i’Moeri (sayap kiri) sayap selatan. Keempat wilayah tersebut memiliki kedudukan sebagai pertahanan utama. Lapis kedua, penyangga dan penopang terdiri: Kapita Lau (Menteri Angkatan Laut), Kapita Anamolepo (Menteri Angkatan Darat), Tutuwi motaha (panglima pasukan penjaga keamanan raja) dari dalam. Lapis ketiga, pertahanan dan keamanan wilayah tobu, tugas menjaga keamanan dan mempertahankan wilayahnya serta bertanggung jawab langsung kepada penguasa barata. Semua lapisan di atas berada pada teritori pertahanan keamanan eksternal (luar). Lapis keempat & kelima disebut pertahanan dan keamanan dari dalam (internal), terdiri atas wilayah onapo (desa) dan anggalo (lembah). Semua lapis pertahanan dilengkapi dengan aparat Tamalaki (tentara) dan Otadu (prajurit). Barata berfungsi untuk menjaga dan mengawasi sumber ekonomi kerajaan untuk dikapitalisasi. Barata juga mempunyai wewenang memungut pajak atau obea serta menguasai dan mengontrol sungai dan laut.

Kata Kunci: Tafsir Baru, Siwole Mbatohu, Pertahanan Keamanan dan Ekonomi

References

Alwi, Idaman. 2019. Relasi Kuasa Pengetahuan Dalam Ketatanegraan di Kerajaan Konawe Abad ke-XVII Telaah Epistemologi Siwole Mbatohu. Volume 3 Issue 1, March 2019: pp. 132-156 Jurnal HOLREV. Faculty of Law, Halu Oleo University Kendari. ISSN: 2548-1762. E-ISSN: 2548-1762. Open Accessat:http://ojs.uho.ac.id/index.php/holrev/.

Amirudin. 1989. Peran Kapita Bondoala di Kerajaan Konawe. Kendari: Skripsi Prodi Sejarah FKIP Unhalu.

Anwar, Suryani, dkk. 2016. Inventarisasi Arsip Statis Provinsi Sulawesi Tenggara Periode 1921-1986. Makassar: Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sulawesi Selatan.

Anonim. 1865. Jaarboek Celebes. Makassar: K. Sutherland.

Anonim. 1983. Dokumenta Sekretariat DRD Kab. Kendari. Kendari: Sekretariat DPRD

Anonim. 2012. La

Aswati. 2014. Strategi Pemerintahan Siwole Mbatohu dan Pitu dula batu di Kerajaan Konawe abad ke-XVII. Selami IPS No 40 volume 2 tahun XIX. Agustus 2014. ISSN 1410-2323.

Burhanuddin, B dkk, 1978/1979. Sejarah Daerah Sulawesi Tenggara. Kendari: Depdikbud.

Bhurhanudin, B, dkk. 1978/1979. Sejarah Daerah Sulawesi Tenggara. Jakarta: Proyek Inventarisasi Kebudayaan Daerah.

--------------. 1978/1979a. Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Sulawesi Tenggara. Jakarta: Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Depdikbud.

Chalik, Husen A, dkk. 1877/1978. Sejarah Daerah Kendari. Kendari. Depdikbud.

Bouman, G. W. MvO Afdeeling Boeton en Laiwoei, Koleksi Microflim ANRI, Jakarta, Reel 31, Seri Ie 6, Celebes en Onderhoorigheden , 1933.

Chalik, Husen A, dkk. 1977/1978. Dokumen Sejarah Daerah Kendari. Kendari: Proyek Pencatatan Sejarah Daerah.

Fontjine, L.1947. Adatstaatsinstellingen van Indonesische Rechtgemeenschappen” Residentie: Zuid Celebes Afdeeling Boeton en Laiwoei.

Fontjine, L. 1949, Summiere Beschoowing Structuur Hadat Laiwui-Mekongga Note: inhoud:1)Nota Kolaka dan Laiwoei,Voorstellen tot verbetering van het districtsbestuur in Laiwoei;4) Nota staatkundige structuur van het Landschap Laiwoei en van de Onderafdeeling Kolaka in verband met een eventuele federatieve aaneensluiting dier twee gebieden en de vernieuwing der inwendige structuur, dd. 13 november 1946, door G.J. Wolhoff .

Jong, Christian F. 2010. Nieuwe Meesters, Nieuwe Goden: Geschiedenis van de Tolaki en Tomoronene, Twee Volkeren in Zuidoost Celebes (Indonesie) van Prehistorische tijden tot ca. 1950. Lambert Akademic Publishing.

Paulus, J. 1917. Ensiklopedia van Nederland Indie

Plas, V. O, Militaire Memorie van de Onderafdeeling Laiwui (Patrouiillegebied van het detacement Kendari) Buton, Celebes en Onderhoorigheden, 27 April 1929. Koleksi Arnas. Microflim, Reel 32, M.v.O seri Ie6 Celebes Jakarta: ANRI.

Gatrima. 2000. Kapita Anamolepo Taridala di Kerajaan Konawe. Kendari: FKIP Unhalu.

Kartodirdjo, Sartono. 1974. Ikhtisar Keadaan Hindia Belanda. Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia.

Kuntoyo, Sutrisno, dkk. 1978/1979. Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Sulawesi Tenggara. Jakarta: Depdikbud.

Konggoasa. Tt. Konggoasa. Tt. Sulawesi tenggara Dari Zaman Ke zaman.

Ligvoet, A. 1878. Bescrijing van Gheciedenis Boeton.

Melamba, 2016. Sejarah dan Budaya Masyarakat Tolaki di Konawe. Yogyakarta: Lukita.

Taatgen, F.H.F. (Controleur); Memorie van Overgave van de onderafdeling Kendari, 13 halaman. 1936. Registrasi 1165. Koleksi ANRI, Microfilm, Reel 32 1e 6 Celebes en Onderhoorigheden, Jakarta.

--------------. “Memorie van overgave van de onderafdeling Kendari”, s.a. [1935], KIT 1168.

Tarimana, Abdurauf. 1993. Kebudayaan Tolaki. Jakarta: Balai Pustaka.

Treffers, F. 1914. Het Landschap Laiwoei en Bevolking Zuid Oost Celebes. TNAG: XXXI.

Valentijn, Francois. 1724. Out en Nieuw Oost-Indiën, 1st ed. 5 Vol. Dordrecht & Amsterdam: Joannes van Braam en Gerard onder de Linden, Boekverkoopers, 1724-1726.

Velthoen, Ester. 2002. Contested Coastlines: Diasporas, Trade and Colonial Expansion in Eastern Sulawesi 1680-1905. This thesis is presented for the degree of Doctor of Philosophy of Murdoch University.

Vonk, H. W. Memorie van Het Lanschap Lawoei. Kendari April. 1928.

----------. Nota Betrefeende het Zelfbestuuren Lanschap Boeton Celebes en Onderhoorigheden, 1937, dalam Koleksi ANRI, Jakarta, reel 31 Seri Ie 6.

----------. “Voorstel tot verbetering van het districtsbestuur in Laiwoei”, Kendari, 1925, bijlage bij

----------. “Memorie van het landschap Laiwoei’, 1928, KITLV-Inventaris 14, Or. 435, Collectie Korn.

Vonk, H.W. 1928. Het Landschap Laiwoei.

Zahari, Mulku. 19 74. Darul Fii Butuni. Jakarta: Depdikbud.

Zuhdi, Susanto, dkk. 1995. Kerajaan Tradisional Kesultanan Buton. Jakarta: Depdikbud.

Additional Files

Published

2024-12-15

How to Cite

TAFSIR BARU SISTEM BARATA ATAU SIWOLE MBATOHU SEBAGAI FUNGSIPERTAHANAN, KEAMANAN, MILITER, DAN EKONOMIDI KERAJAAN KONAWE ABAD XVIII-XIX. (2024). Journal Idea of History, 7(2), 166-178. https://doi.org/10.33772/bysnm405

Most read articles by the same author(s)

Similar Articles

1-10 of 112

You may also start an advanced similarity search for this article.