RITUAL MOWUWUSOI PADA ETNIS MORONENE DI DESA HUKAEA LAEA KECAMATAN LANTARI JAYA KABUPATEN BOMBANA
DOI:
https://doi.org/10.33772/lisani.v2i2.740Keywords:
Tradisi, Mowuwusoi, Proses, Fungsi Ritual Mowuwusoi, BombanaAbstract
Ritual mowuwusoi merupakan ungkapan kegembiraan dan rasa syukur akan keberhasilan panen musim tanam pada tahun tersebut yang dilakukan secara rutin setiap tahunnya. Hal tersebut diilustrasikan dalam sebuah tarian molulo atau molicu. Di daerah Bombana khususnya desa Hukaea Laea mereka masih meyakini, mempercayai dan menjalani tradisi mowuwusoi tersebut. Ritual mowuwusoi sebagai persembahan sujud syukur atas limpahan alam yang diberikan oleh yang kuasa kepada manusia. Namun generasi muda kurang memahami fungsinya, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan ritual mowuwusoi dan dapat mendeskripsikan fungsi yang terkandung dalam pelaksanaan ritual mowuwusoi pada etnis Moronene yang ada di desa Hukaea Laea. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penentuan informan menggunakan purposive sampling. Informannya terdiri dari ketua adat, tompuro’o, dan dua tokoh masyarakat yang berada di desa Hukaea Laea. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengamatan atau observasi, wawancara atau interview, dan dokumentasi. Analisis dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, verifikasi atau kesimpulan data. Hasil penelitian ini meliputi proses ritual mowuwusoi, fungsi yang terkandung dalam ritual mowuwusoi. Adapun proses pelaksanaan ritual mowuwusoi terdiri dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Tahap persiapannya adalah mengadakan rapat di rumah ketua adat, yang diikuti oleh tompuro’o, tokoh-tokoh masyarakat dan masyarakat setempat yang ada di desa Hukaea Laea, untuk memusyawarahkan proses pelaksanaan ritual mowuwusoi itu seperti apa, menyiapkan alat-alat yang digunakan dalam proses pelaksaan ritual mowuwusoi seperti, kampiri, pae, alu, lesung, nyiru dan gong. Adapun proses pelaksanaan ritual mowuwusoi yaitu (1) meala pae hai kampiri (mengambil padi di lumbung); (2) mengkoko pinuai (membagi gabah menjadi ikatan kecil); (3) medodo (menumbuk padi); (4) mengayak (menapis); (5) melonda (memukul lesung dengan irama); (6) molulo (ungkapan syukur bagi masyarakat Hukaea Laea); (7) Me’a’e (ketua adat akan menyuapi para tamu). Tahap akhir dalam pelaksanaan ritual mowuwusoi adalah mototamai atau penyucian diri. Ritual mowuwusoi mengandung fungsi sosial, fungsi hiburan, fungsi religi dan fungsi ekologi.
References
Malinowski, “ Teori Fungsional dan Struktural “ dalam Teori Antropologi 1 Koentjaraningrat ( ed. ), ( Jakarta : Universitas Indonesia Press, 1987 ).
Miles, Methew B dan Huberman, A. M. 1992 : Analisis Data Kualitatif : Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta : UI Press.
O’Dea, Thomas. 1985. Sosiologi Agama. Jakarta : Rajawali.
http://suku-dunia.blogspot.co.id/2014/08/sejarah-perkembangan-suku-moronene