TARI MOMAANI DALAM PROSESI ADAT METIWAWA PADA ETNIK MORONENE DI KECAMATAN RUMBIA KABUPATEN BOMBANA

Authors

  • iman saputra Jurusan Tradisi Lisan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo
  • Rahmat Sewa Suraya Jurusan Tradisi Lisan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo
  • Nurtikawati Nurtikawati Jurusan Tradisi Lisan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo

DOI:

https://doi.org/10.33772/lisani.v3i2.1346

Keywords:

Tari Momaani, Bentuk, makna gerak, fungsi

Abstract

Tari momaani merupakan salah satu jenis tari tradisional yang dimiliki oleh masyarakat moronene dan berbentuk tari perang sekaligus tari penyambutan. Tujuan dalam penelitian ini adalah, (1) Untuk mendeskripsikan bentuk penyajian tari momaani dalam prosesi metiwawa pada etnik moronene di Kecamatan Rumbia Kabupaten Bombana, (2) Untuk menganalisis makna gerak tari momaani dalam prosesi metiwawa pada etnik moronene di Kecamatan Rumbia Kabupaten Bombana, (3) Untuk mengetahui fungsi tari momaani dalam prosesi metiwawa pada etnik moronene di Kecamatan Rumbia Kabupaten Bombana. Penelitian ini dilakukan mulai bulan april sampai mei pada tahapan pra-observasi dan penelitian secara utuh mulai bulan juni sampai juli, yang dilaksanakan bertempat di Kelurahan Doule Kecamatan Rumbia Kabupaten Bombana, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung, wawancara terhadap informan dan dokumentasi, penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling, analisis data dilakukan menggunakan analisis deskriptif kualitatif yang meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikkan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua bentuk penyajian tari Momaani, pertama digunakan sebagai pengawal raja (mokole), yang kedua digunakan sebagai pengawal tinaniwawa atau mempelai wanita pada saat prosesi metiwawa atau tradisi pengataran mempelai wanita menuju kediaman mempelai pria untuk melakukan proses pernikahan atau akad nikah, selain perubahan yang terjadi pada media pelaksaannya, terdapat juga perubahan dalam bentuk tahapan pelaksanaan tari yaitu pada saat melakukan pengawalan terhadap raja, penari terlebih dahulu melakukan ritual mebaho kabala (mandi kebal), sedangkan pada saat metiwawa para penari tidak melakukan ritual pemandian tersebut, akan tetapi makna gerak dan fungsi tari momaani masih dipercaya dan diterapkan oleh masyarakat moronene,berdasarkan hasil penelitian tersebut tari momaani yang dilakukan pada saat ini termasuk dalam tari tradisional yang telah dikreasikan dalam bentuk yang lebih modern yang meyebabkan hilangnya sebagian nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi tari momaani tersebut.

References

Ghony, Djunaidi & Almanshur, Fauzan. 2012. Metodologi penelitian kualitatif. Jogjakarta: AR Ruzz Media.
Setyadin, B. 2005. Desain dan Penelitian Kualitatif. Modul IV dikaji dalam penataran tenaga fungsional akademik kotabaru, lembaga penelitian universitas negeri malang. Kotabaru Kalimantan Selatan, 15-22 Februari 2005
Syaodih, Nana. 2016. Metode Penelitian Pendidikan: Kompetensi Dan Praktiknya. Jakarta: Penerbit Bina Aksara.
Soedarsono. 2002. Seni Pertunjukan Di Era Globalisasi. Gadja Mada University Press, Yogyakarta.
Sugiyono (Dalam Endrawan). 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Downloads

Published

2020-11-09

Issue

Section

Volume 3 Nomor 2, Juli-Desember 2020

How to Cite

TARI MOMAANI DALAM PROSESI ADAT METIWAWA PADA ETNIK MORONENE DI KECAMATAN RUMBIA KABUPATEN BOMBANA. (2020). LISANI: Jurnal Kelisanan, Sastra, Dan Budaya, 3(2), 100-107. https://doi.org/10.33772/lisani.v3i2.1346

Most read articles by the same author(s)

1 2 3 4 5 > >> 

Similar Articles

1-10 of 75

You may also start an advanced similarity search for this article.