RITUAL KAFOILANO GHUSE PADA MASYARAKAT MUNA DESA LAHONTOHE KECAMATAN TONGKUNO KABUPATEN MUNA

Authors

  • Arif Musdiman Tomia alumni jurusan Tradisi Lisan
  • Syahrun Syahrun Dosen pada Jurusan Tradisi Lisan, FIB, UHO
  • Lilik Rita Lindayani Dosen pada Jurusan Tradisi Lisan, FIB, UHO

DOI:

https://doi.org/10.33772/lisani.v2i1.605

Keywords:

Ritual, Kafoilano Ghuse, Masyarakat Muna

Abstract

Ritual kafoilano ghuse Pada Masyarakat Muna Desa Lahontohe Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna. Penelitian ini bertujuan: 1) untuk mengetahui dan mendeskripsikan pelaksanaan ritual kafoilano ghuse pada masyarakat Muna Desa Lahontohe Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna; 2) untuk mendeskripsikan fungsi ritual kafoilano ghuse pada masyarakat Muna Desa Lahontohe Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Lapangan, yaitu pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengamatan (observasi), wawancara (interview) dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori fungsionalisme struktural oleh Robert King Merton. Analisis data yang dimaksud adalah untuk menyederhanakan data yang diperoleh agar lebih mudah dibaca dan dipahami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ritual memindahkan atau mengalihkan hujan yang dikenal dengan istilah ritual kafoilano ghuse, ini masih menjadi tradisi dan budaya pada sebagian masyarakat Muna. Ritual kafoilano ghuse merupakan mantra/doa yang disertai ritual yang diimplementasikan oleh sang pawang hujan yang bertujuan untuk memindahkan atau mengalihkan hujan di suatu tempat agar tidak turun hujan di lokasi hajatan atau kegiatan penting yang dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi maupun orang banyak. Pada proses pelaksanaan ritual kafoilano ghuse, terdapat langkah-langkah yang harus dilaksanakan yaitu mendatangi rumah masyarakat, mempersiapkan bahan ritual kafoilano ghuse, pembacaan mantra/doa ritual kafoilano ghuse dan menghembuskan asap rokok. Selain itu dalam pelaksanaan ritual kafoilano ghuse juga mempunyai fungsi yaitu fungsi teramati pada ritual kafoilano ghuse terdiri dari fungsi religi, fungsi pendidikan, dan fungsi sosial. Disfungsi ritual kafoilano ghuse terdiri dari sangkaan tidak baik dari masyarakat, terganggunya kesehatan, rasa was-was, terbengkalai dari pekerjaan utamanya, terlihat kurang waras, rasa lelah, dan rasa kecewa. Manifes ritual kafoilano ghuse terdiri dari sarana penenang hati masyarakat, sarana pendapatan ekonomi, dan sarana mengalihkan hujan. Laten ritual kafoilano ghuse terdiri dari kurangnya antusias generasi muda terhadap ritual kafoilano ghuse dan dapat menghambat aktivitas masyarakat serta terganggunya kesehatan masyarakat. Di mana fungsi yang ada memiliki peranan tersendiri dalam tatanan kehidupan masyarakat Muna, khususnya masyarakat yang mengadakan hajatan atau kegiatan penting.

References

Hariyanto, Sindung. 2016. Spektrum Teori Sosial dari Klasik hingga Pastmodern. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Kurnia Sintia. 2017. Kepercayaan Masyarakat terhadap Ritual memindahkan Hujan. Jomfisiop. Universitas Riau. Vol: 4.

Lestariwati. 2012. Tradisi Lisan Karia Pada Masyarakat Muna di Sulawesi Tenggara (Perubahan dan Keberlanjutan). Tesis: Universitas Indonesia.

Silaen, Sofar & Widiyono. 2013. Metodologi Penelitian Sosial untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: In Media.

Additional Files

Published

2019-06-27

Issue

Section

Volume 2 Nomor 1, Januari-Juni 2019

How to Cite

RITUAL KAFOILANO GHUSE PADA MASYARAKAT MUNA DESA LAHONTOHE KECAMATAN TONGKUNO KABUPATEN MUNA. (2019). LISANI: Jurnal Kelisanan, Sastra, Dan Budaya, 2(1), 1-8. https://doi.org/10.33772/lisani.v2i1.605

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >> 

Similar Articles

1-10 of 113

You may also start an advanced similarity search for this article.