TRADISI PEMBUATAN PERAHU BOTI DI DESA TIRA KECAMATAN      SAMPOLAWA KABUPATEN BUTON SELATAN: 1987-2021

Authors

  • Aswati Mukadas Universitas Halu Oleo
  • Wa Ode Wiwin Okafiah Universitas Halu Oleo
  • Ali Hadara Universitas Halu Oleo

Keywords:

Sejarah Maritim, Tradisi, Simbolik, filosofi, Perahu Boti

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan: (1) latar belakang tradisi pembuatan perahu boti di Desa Tira Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton Selatan tahun 1987-2021, (2) makna filosofi yang terdapat dalam tradisi pembuatan perahu boti di Desa Tira Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang terdiri atas empat tahap penelitian yaitu: (1) Pemilihan Topik, (2) Heuristik, (3) Kritik Sumber, (4) Interprestasi Sumber, (5) Historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Tradisi pembuatan perahu boti bagi masyarakat Desa Tita Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton Selatan adalah kebiasaan, kepercayaan, dan adat istiadat yang diwariskan secara turun-temurun dari nenek moyang yang sudah ada sejak lama. Kata Boti itu sendiri berasal dari serapan kata Boat dalam bahasa Inggris (Ardian Horridge, 1981). Kepandaian membuat perahu boti masyarakat Desa Tira merupakan kepandaian yang diwariskan secara turun-temurun. Kapal boti merupakan kapal khas masyarakat Buton Selatan khususnya masyarakat Desa Tira yang menjadi peradaban masyarakat Buton Selatan pada masa lampau. Hingga saat ini perahu boti masih terus digunakan sebagai salah satu transportasi untuk berdagang. Masyarakat Buton terutama yang ada di Desa Tira Kecamatan Sampolawa sangat memegang teguh filosofi tradisi dalam pembuatan perahu boti tersebut. Filosofi antara pemilik dan perahu tergambar dalam proses awal pembuatan perahu, dimana perahu diumpamakan sebagai salah seorang dari anak-anak mereka. Karena itu ketika sebuah perahu mulai dibuat maka dua batang kayu induk yang mereka namakan tena ketika akan disambung harus dalam posisi digendong oleh pasangan suami istri dengan harapan akan melahirkan seorang anak. 

References

Adji, Sution Usman. 1991. Hukum Pengangkutan di Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Amrullah Muhammad, 2015. Presentasi Makna Simbolik dalam Ritual Perahu Tradisional Sandeq Suku Mandar Di Sulawesi Barat. Makasar: FISIPN Universitas Hasanudin.

Andriati, dkk, 2016. Politik Usaha Nelayan Lautan Bebas di Kabupaten Tuban Surabaya: FISIP UNAIR.

Bram, Mulyana, dkk. 2005. Representasi Makna Simbolik dalam Ritual Perahu Tradisional Sandeq Suku Mandar Di Sulawesi Barat. Halaman 57.

Emil, Sirager, Sidiq 2018. Manajemen Pelayaran Transportasi Laut Kapal Tradisional Jolor Di Kabupaten Pankep: FISIP Universitas muhammadiyah Makasar.

Fitria, 2021. Jurnal Masyarakat dan Budaya. Yogyakarta, Studi Ilmu Filsafat. Volume 23, Halaman 367-369.

Hadara, Ali. 2022. Sejarah dan Tradisi Maritim Orang Wakatobi. Kendari: Penerbit Sekar Langit.

Hamid, Abd Rahman. 2018. Sejarah Maritim Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Hakim, Nur. 2003. Islam Tradisional dan Remormasi Pragmatisme Agama dalam pemikiran Husan Hnafi. Malang: Media Publishing.

Hasrudin, Tahara. 2016. Boti: Pelayaran Masyarakat Desa Tira Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton Selatan. Jurnal Pendididkan.

Iskandar, Nur Rifai. 2019. Sejarah Pembuatan Kapal Kayu di Desa Santiri Kecamatan Tiworo utara Kabupaten Muna Barat 1905-2017. Jural Penelitian Pendidikan Sejarah Vol. 4, Halaman 39-46.

Ismail, dkk, 2011. Tinjauan Sosiokultural Makna Makna Filosofi Tradisi Upacara Adat Maccera Manururung Sebagai Aset Budaya Bangsa Yang Perlu Dilestarikan. Halaman 13.

Juswandi, dkk, 2013. Dampak Positif Dan Negatif Pada Tradisi Perahu Begandung Di Desa Seberang Pantai Kec. Kuantas Mudik Kabupaten Kuangsing. Jurnal Ilmu Budaya Vol.10, Halaman 1-62.

Madani, dkk, 2021. Local genius Tradisi Pembuatan Perahu Masyarakat Bontobahari Terhadap Spirit Kebudayaan Maritim Nusantara Skripsi. Yogyakarta. FF Universitas Gadjah Mada.

Muhammad, Abdulkadir. 1991. Hukum Pengangkutan Darat, Laut, dan Udara. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Michael Souhon, 1995. The Novel Of Perahu: Meaning And Values In The Maritime Tranding Enconomiy Of Butoness Vilage. Canbera: Australin Contre For Intrenatiaonal Agricultura Research.

Rosada, dkk, 2022. Tradisi Selamat Perahu Masyarakat Desa Pesisir di Desa Bugis Kecamatan Sape Kabupaten Bima. Jurnal Kajian Penelitian dan Pengembangan Sejarah. Vol. 6, Halaman 95-100.

Siba, dkk, 2022. Model Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dalam Meminimalisir Kemiskinan di Desa Makobeau Kabupaten Buton Selatan. Skripsi. Makassar: FKIP Universitas Muhamadia Makassar.

Siregal Mahmul, dkk. 2012. Jasa Angkutan Dalam Perairan Indonesia Dari Prespektif Sisem Perdagangan Multilateral WTO/GATS.

Sutedi, A. 2014. Hukum Expor Impor. Jurnal Raih Asa Sukses.Jakarta Timur, h.39.

Sulthon, dkk 1945. Pelayaran Tradisional Orang Buton dan Kebijakan Poros Maritim Indonesia, Halaman 354.

Tahara,T., Hamid, A,R., Siadi,L,O,A,G. 2015. Nilai Budaya Bahari Sabangka Asrope Tradisi Pelayaran Orang Buton. Jakarta: Penerbit Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya.

Additional Files

Published

2024-12-14