TRADISI BADA KUPAT DALAM BUDAYA JAWA DI KELURAHAN PENANGGO JAYA KECAMATAN LAMBANDIA KABUPATEN KOLAKA TIMUR

Authors

  • Febri Krinasnawati
  • Nurtikawati
  • Shinta Arjunita Saputri
  • Elmy Selfiana Malik

Keywords:

Masyarakat, Bada Kupat, Jawa, Makna, Tradisi

Abstract

Tradisi Bada Kupat (lebaran ketupat) merupakan tradisi yang dilaksanakan oleh masyarakat Banyuwangi Jawa Timur yang bertempat tinggal di kelurahan Penanggo Jaya. Tradisi ini dilaksanakan pada tanggal 7 syawal setelah hari raya Idul Fitri setiap tahunnya. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan proses pelaksanan tradisi bada kupat di Kelurahan Penanggo Jaya dan makna yang terkandung dalam pelaksanaan tradisi bada kupat di Kelurahan Penanggo Jaya. Pada penelitian ini dalam pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi (pengamatan), wawancara dan dokumentasi. Teknik penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Data dianalisis dengan teknik sebagai berikut : penyajian data, reduksi data, verifikasi data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam proses melaksanakan tradisi bada kupat terdiri dari (1) Tahap persiapan, pada tahap ini terdiri dari menyiapkan  alat dan bahan melaksanakan tradisi bada kupat, proses pembuatan ketupat, ketupat yang dibuat ada 2 jenis yaitu ketupat bawang dan ketupat sinto (Jawa), proses pembuatan lepet makanan pendamping ketupat dan proses pembuatan sayur nangka muda (Jangan tewel). (2) Tahap pelaksanaan ater – ater, dimana pada tahap ini setelah ketupat dan makanan pendampingnya telah siap disajikan selanjutnya akan dihantarkan  atau dibagikan kepada keluarga dan tetangga disekitar. (3) Tahap akhir, dalam tahap akhir dilaksanakan selamatan sebagai sebuah kegiatan penutup dalam pelaksanaan tradisi bada kupat dan melaksanakan doa bersama dan makan bersama. Dalam tradisi bada kupat mengandung makna dalam setiap tahapan pelaksanaannya yaitu mengungkapkan rasa syukur, bersedekah dan silaturahmi.

References

Fatimah, I. 2019. “Identitas Etnis Dan Kesejahteraan Subjektif (Studi Komparatif Pada Siswa Etnis Jawa Dan Etnis Tionghoa) Di SMA Karangturi Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019”. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

Haizumiah. 2017. “Kesatuan Kisah Khalafallah Dalam QS Al Kahfi : Analisis Semiotika Roland Barthes”. Skripsi. Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Ilmu Al Qur`an dan Tafsir, Universitas Islam Negari Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Hotima, H., Hariastuti, R, M. 2021. Ketupat Desa Alasmalang Banyuwangi : Menggali Matematika dalam Budaya. Jurnal Magister Pendidikan Matematika, 3(1), 16 – 25.

Lustyantie, N. 2012. Pendekatan Semiotik Model Roland Barthes Dalam Karya Sastra Prancis. Seminar FIB UI.

Misbah, M, M. 2019. Tradisi Makan Ketupat di Hari Lebaran Ketupat di Jawa. Jurnal Pendidikan dan Humaniora, 302.

Ningsih, T. 2020. Nilai Karakter Islam Tradisi Kupatan di Bangkalan, Madura, Jawa Timur. Jurnal Kajian Islam dan Budaya, 18(2).

Novakarti, O., Utomo, H, P. 2021. Pemaknaan Simbolis Tradisi Kupat Syawalan di Desa Jimbung Kabupaten Klaten. Jurnal of Development and Social Change, 4(2).

Purwasih, G, D. 2017. Antropologi dan Civil Society : Pendekatan Teori Kebudayaan. Jurnal Tarbawi, 3(1).

Rofiq, A. 2019. Tradisi Selametan Jawa dalam Perspektif Pendidikan Islam. Attaqwa Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, 15 (2)

Sibarani, R. 2015. Pendekatan Antropolinguistik Terhadap Kajian Tradisi Lisan. RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, 1(1)

Yanti, F. 2019. Komunikasi Sosial dalam Membangun Komunikasi Umat (Kajian Makna Tradisi Ied (Lebaran) Pada Masyarakat Muslim di Bandar Lampung). Jurnal Ilmiah Komunikasi Makna, 2(2), 1-16.

Wakuasa, Hj. 2015. Bahan Ajar Tradisi Lisan II Program Studi Tradisi Lisan : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo.

Downloads

Published

2023-05-25

Issue

Section

Volume 6 Nomor 1, Januari-Juni 2023