RITUAL TUMPEK LANDEP PADA MASYARAKAT SUKU BALI
(STUDI DI DESA PUUDONGI KECAMATAN POLINGGONA KABUPATEN KOLAKA)
DOI:
https://doi.org/10.33772/lisani.v2i2.753Keywords:
Tumpek Landep, Prosesi, Nilai Budaya, Faktor PerubahanAbstract
Ritual Tumpek Landep merupakan hari peringatan turunnya kekuatan Sang Hyang Widhi ke dunia, yang dikhususkan untuk memohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam manifestasinya sebagai Dewa Senjata atau dengan kata lain ritual Tumpek Landep merupakan rasa syukur umat Hindu terhadap Sang Hyang Widhi yang telah memberikan ketajaman pemikiran kepada manusia, adapun ketajaman itu disimbolkan layaknya senjata yang berbentuk lancip/runcing. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah, (1) mendeskripsikan prosesi pelaksanaan ritual Tumpek Landep pada masyarakat suku Bali di Desa Puudongi, (2) menguraikan nilai-nilai budaya yang terkandung di dalam ritual Tumpek Landep pada masyarakat suku Bali di Desa Puudongi, (3) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan dalam ritual Tumpek Landep pada masyarakat suku Bali di Desa Puudongi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Pengumpulan data, dilakukan dengan teknik pengamatan (observasi), wawancara mendalam, dan dokumentasi. Teknik penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling. Data dianalisis dengan teknik sebagai berikut: reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat suku Bali Desa Puudongi Kecamatan Polinggona Kabupaten Kolaka masih melakukan ritual Tumpek Landep. Karena masyarakat Bali masih percaya bahwa dengan mendoakan setiap benda pusaka dan alat alat yang diupacarai pada ritual Tumpek Landep maka akan membawa keselamatan bagi penggunanya. Adapun prosesi pelaksanaan ritual Tumpek Landep diantaranya (1) tahap persiapan yaitu mengumpulkan seluruh benda atau alat alat yang akan diupacarai, (2) tahap pelaksanaan yaitu menghaturkan doa kepada Sang Hyang Pasupati yang dipimpin oleh manggala upacara, (3) tahap akhir yaitu sembahyang bersama sampai selesai metirtha dan memakai bija. Dalam ritual Tumpek Landep mempunyai nilai-nilai budaya diantaranya (1) nilai budaya religius (2) nilai budaya keselarasan hidup dengan alam dan (3) nilai budaya kerja sama. Kemudian faktor perubahan yang terjadi dalam ritual Tumpek Landep itu disebabkan oleh adanya penemuan baru atau inovasi.
References
Rajin, I.G. Wayan. 2012. Upakara (Banten) dalam Upacara Yajna. Bali: Yayasan Dharma Pinandhita
Sudarsana, Putu. 2003. Acara Agama. Bali: Yayasan Dharma Acarya.