HUBUNGAN INTERTEKSTUAL NOVEL BUKAN CINTA SESAAT KARYA MIRA W. DENGAN CERPEN CLARA ATAWA WANITA YANG DIPERKOSA KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA
DOI:
https://doi.org/10.33772/cakrawalalistra.v3i2.1391Keywords:
Novel, Cerpen, dan IntertekstualAbstract
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan intertekstual novel Bukan Cinta Sesaat karya Mira W dengan cerpen Clara Atawa Wanita Yang Diperkosa karya Seno Gumira Ajidarma. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori intertekstual. Data dalam penelitian ini berupa kata, kalimat, dan dialog yang berkaitan dengan hubungan intertekstual novel Bukan Cinta Sesaat karya Mira W dengan cerpen Clara Atawa Wanita Yang Diperkosa karya Seno Gumira Ajidarma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa novel Bukan Cinta Sesaat dan cerpen Clara Atawa Wanita Yang Diperkosa memiliki hubungan intertekstual berupa kesamaan dan perbedaan. Kesamaan meliputi : a) kedua karya sastra tersebut antara novel Bukan Cinta Sesaat dan Cerpen Clara Atawa Wanita Yang Diperkosa menceritakan tentang perempuan Tionghoa, b) Kedua karya tersebutmengisahkan hubungan asmara yang terjadi antara pribumi dan Tionghoa, c) Kedua karya tersebut mengisahkan penindasan terhadap perempuan Tionghoa, d) Kedua karya tersebut menghadirkan aksi kekerasan dan pengrusakan terhadap barang- barang yang dipakai atau digunakan oleh Tionghoa. Selanjutnya Perbedaan yaitu : a) Yang membedakan dari kedua karya tersebut adalah medianya yaitu antara novel dan cerpen, b) Ceritanya berlatarkan tahun yang berbeda. Novel Bukan Cinta Sesaatberlatar tahun 1959-1970-an sedangkan cerpen Clara Atawa Wanita Yang Diperkosa berlatar tahun 1998, c) Perbedaan penindasan terhadap perempuan Tionghoa yang dilakukan dalam novel dan cerpen. Meskipun latar kejadian atau dekade dari novel Bukan Cinta Sesaat karya Mira W., dan cerpen Clara Atawa Wanita Yang Diperkosa karya Seno Gumira Ajidarma berbeda, namun isu rasisme, penindasan dan kekerasan terhadap perempuan Tionghoa tetap tidak pernah berubah.
Kata Kunci: Novel, Cerpen, dan Intertekstual
References
Asnita, Nur. (2015). (Kajian Intertekstual dalam Novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburahman El Shirazy dengan Novel Dzikir-Dzikir Cinta Karya Anam Khoirul edisi juni 2015). Skripsi Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan HumanioraIAIN Raden Fatah Palembang.
Suryana Dinar dan Basri Edy. (2010). Teori Sastra. Surabaya: CMARS.
Endraswara, Suwardi. (2011). Metodologi Penelitian Sastra Bandingan. Jakarta: bukupop.
Faruk. 2012. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Gumira Ajidarma, S. (2018). Iblis Tidak Pernah Mati (Sejumlah Cerita). Yogyakarta: New Merah Putih.
Hendriyati, Atik. (2009). (Kajina Intertekstual dan Nilai Pendidikan Novel Canting karya Arswendo Atmowiloto dengan Para Priyayi karya Umar Kayam Edisi Juni 2009). Skripsi Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan: Universitas Sebelas Maret.
Kurnia, Bella. (2013). (Interteks Cerpen Robohnya Surau Kami†KaryaA.A Navis dan Cerpen “Burung Kecil Bersarang di Pohon†Karya Kuntowijoyo dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Sastra di Sekolah) edisi september 2013. Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Munawaroh. (2014). (Intertekstual Cerita Pandji Gandroeng Angreni dengan Roman Tjandra Kirana). Skripsi Program Studi Pendidikan Bahasa Jawa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta.
Nofrianti. (2018). (Konflik Sosial dalam Novel Bukan Cinta Sesaat Karya Mira W. Tinjauan Sosiologi Sastra). Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo Kendari, Indonesia.
Nurgiyantoro, Burhan. (2015). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Rachmad Pratama, Deri. (2017). (KajianIntertekstual Novel Assalamualaikum Beijing Karya Asma Nadia dan Kukejar Cinta ke Negeri Cina Karya Ninit Yunita serta Relevansinya dengan Pembelajaran Sastra di Perguruan Tinggi). Tesis Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Ratna, Kutha. (2007). Sastradan Cultural Studies Representasi Fiksi dan Fakta. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Sitha Afrilia, Nur. (2018). (Sebuah Kajian Sastra Marxisme Model Refleksi Pada Dialektika Dua Etnis Dalam Cerpen Clara Atawa Wanita Yang Diperkosa Karya Seno Gumira Ajidarma). Skripsi Sastra Indonesia-Fakultas Ilmu BudayaUniversitas Diponegoro, Semarang, Indonesia.
Widjaja, Mira. (2017). Jangan Ucapkan Cinta (Bukan Cinta Sesaat).Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
https://www.kompasiana.com/jurnalgemini/5af44ea3ab12ae1b60255b64/kerusuhan-rasial-10-mei-1963-analisa-awal?page=all. Diakses, pada tanggal 3 April 2019.
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-43940188. Diakses, pada tanggal 3 April 2019
http://siwisj.blogspot.com/2013/04/sinopsis-cerpen-clara-atawa-wanita-yang.html. Diakses, pada tanggal 5 April 2019.